Ardian.Art info - Meskipun mungil, pancuran bambu membuat rumah
terasa lebih damai dan sejuk. Pancuran bambu di taman memiliki banyak manfaat.
Selain suara aliran air yang menenangkan jiwa, aksesori taman yang satu ini
juga menularkan ketenangan di sekitarnya.
Coba Anda dengarkan gemerciknya sehabis
bekerja, pikiran pun terasa lebih ?longgar?. Atau di saat tidur, air dari
pancuran bambu membuat Anda makin lelap dalam tidur.
Membawa
Hoki
Tapi, jangan sembarangan menempatkannya di
lingkungan rumah, lho, karena salah-salah, bukannya membuat rumah terasa nyaman
dan sejuk, tapi justru mendatangkan aura negatif. Menurut Anna Sylvana ,
pemilik Greenery Nursery , ada baiknya pancuran bambu diletakkan di ujung depan
rumah atau ujung belakang rumah. Selain lebih baik dalam segi estetika ruang,
dari segi fengshui , hal ini juga dipercaya dapat menolak aura negatif.
Tak hanya itu, pancuran bambu tenyata juga
bisa mendatangkan hoki jika ditempatkan di tengah ruangan. “Tapi, posisinya
harus benar-benar di tengah. Misalnya, mau diletakkan di halaman atau teras, ya
harus benar-benar di center -nya. Jangan tepat di depan pintu, ya, nanti
hokinya malah terhalang. Begitupun jika ingin meletakkannya di dalam rumah,
letakkan tepat di tengah rumah,” terang Anna.
Bisa
Usir Ular
Pancuran bambu ini sebenarnya bukan hal baru
di Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia sudah akrab dengan aksesori ini.
Ada yang menggunakannya sebagai dekorasi rumah, ada juga yang memanfaatkannya
untuk pengusir ular di kolam ikan (empang). Menurut Anna, ular memang sangat
takut dan relatif jinak jika berdekatan dengan bambu. Ini bisa jadi dikarenakan
persamaan karakter tubuh keduanya yang dingin.
Bagi orang-orang yang memiliki jenis rumah
tropis (banyak menggunakan kaca), pancuran bambu ini juga sangat tepat dipakai
sebagai salah satu alternatif dekorasi. Katanya, sifat dingin bambu dapat
memberikan keseimbangan pada kesan panas yang ditimbulkan pada kaca.
Tiap rumah, cukup memiliki satu pancuran
bambu. Jika memang rumah Anda cukup besar, sah-sah saja menambahkannya lebih
dari satu. Yang penting, itu tadi, jangan meletakkannya pada tempat yang tidak
semestinya.
Mudah
dan Murah
Merawat pancuran bambu tidaklah sulit. Cukup
membersihkannya sekali-sekali jika dirasa airnya sudah kotor atau keruh dan
kondisi potnya berlumut. Begitu pun dalam hal pembuatan. Menurut Anna, jika ada
ibu-ibu di rumah yang ingin membuat pancuran bambu sendiri di rumah, bisa saja,
karena pembuatannya memang cukup mudah dan juga murah.
Namun,
sebelum membuatnya sendiri, perhatikan terlebih dahulu hal-hal berikut ini:
- Sebisa mungkin, carilah jenis dan kualitas bambu yang bagus, karena makin berkualitas, bambu akan semakin tahan lama. Usahakan pilih jenis Bambu Hitam dan Betong jika ingin membuat pancuran bambu yang besar (banyak ditemui di Yogya, Jawa Timur, dan Sukabumi).
- Pilih bambu yang tua dan dipanen (tebang) pada bulan Juli (bulan panen bambu). Jangan sungkan menanyakan hal ini kepada penjual bambu. Biasanya bambu yang ditebang di luar bulan itu kualitasnya kurang baik (bambunya mengeluarkan serbuk).
- Jika ingin bambu yang lebih berwarna, Anda bisa mewarnainya. Tidak disarankan menggunakan jenis bambu kuning, karena bambu ini memiliki karakter kulit yang lebih tipis dan takutnya tidak bertahan lama di dalam air. Jenis (gentong, keramik, atau semen) dan ukuran pot, sesuaikan dengan selera Anda. Yang penting, jangan sampai pot tersebut bocor.
- Ada yang mengatakan, saat membuat pancuran bambu, usahakan kondisi kejiwaan Anda sedang stabil (seimbang). Karena pembuatan pancuran bambu menggabungkan dua unsur, yaitu unsur manusia dan unsur alam. Jadi, jika saat membuat pancuran ini, pastikan Anda sedang dalam mood yang baik.
Setelah semua bahan sudah siap, kini saatnya
merakit pancuran bambu.
- Ambil kedua kaki/alas dan kedua tiang belakang pancuran. Masukan masing-masing ujung tiang belakang ke dalam masing-masing salah satu lubang yang ada di alas pancuran (hingga masing-masing berbentuk huruf L).
- Lalu, ambil kedua tiang depan pancuran dan masukan masing-masing ke dalam lubang yang tersisa pada masing-masing alas pancuran (hingga masing-masing berbentuk huruf U).
- Satukan keduanya berdampingan dan rekatkan dengan menggunakan pasak bambu (di bagian depan dan belakang) pada kedua sisi dalam alas pancuran. Beri jarak sebesar diameter bambu wadah. Agar memudahkan perekatan, sebelum pasak dimasukkan, lubangi bambu dengan menggunakan paku besar atau bor tangan/mesin.
- Pasang wadah tengah di antara tiang belakang pada ketinggian 10 cm dengan menggunakan pasak. Kencangkan ikatannya dengan menambah pasak tepat di atas wadah tengah untuk menjaga kestabilannya, sehingga ketika air memenuhi wadah tengah, wadah tengah tidak bergoyang ke belakang akibat tekanan air.
- Pasang wadah atas di antara tiang belakang pada ketinggian 3 cm dengan menggunakan pasak.
- Pasang wadah bawah di antara tiang depan pada ketinggian 5 cm dengan menggunakan pasak.
- Beri bantalan (bisa menggunakan potongan bambu, kayu, atau batu) di ujung belakang wadah bawah agar ketika bambu terisi penuh, wadah bisa ?menunduk? dan mengeluarkan air.
- Setelah itu, pasangkan kedua ujung selang masing-masing ke ke pompa aquarium dan bagian belakang wadah atas. Nyalakan mesin aquarium dan nikmati kesejukan dari pancuran bambu Anda. Bahan dan Alatnya Mudah Di Dapat
·
2
batang bambu (@ 2 meter)
·
1
buah mesin pompa aquarium ukuran 0,8 meter
·
1
meter selang
·
1
buah paku besar
·
1
buah golok
·
1
buah pahat
·
1
buah martil
·
1
buah paku atau bor
·
1
buah meteran
Karena beberapa dari perlengkapan di atas
tentunya dapat Anda temukan di rumah Anda, rasanya Anda cukup mengeluarkan uang
untuk keperluan ini saja:
·
2
batang bambu Rp 30.000
·
1
mesin pompa aquarium Rp 75.000
·
1
meter selang Rp 7.500
Sebelum merakit pancuran, ada beberapa hal
yang harus dipersiapkan seperti berikut ini:
Potong bambu menjadi 9 bagian (gambar 1),
yaitu:2 buah bambu ukuran 30 cm untuk alas/kaki pancuran. Untuk alas pancuran
ini, gunakan bagian bambu yang memiliki diameter lebih besar. Lalu lubangi
kedua ujungnya sebesar diameter tiang pancuran.
2 buah bambu ukuran 45 cm untuk tiang
belakang.2 buah bambu ukuran 25 cm untuk tiang depan.3 buah wadah pancuran
masing-masing berukuran 20 cm (wadah atas), 35 cm (wadah tengah), dan 30 cm
(wadah bawah), lalu runcingkan salah satu sudutnya (gambar 3). Sedang di sisi
lainnya, biarkan bagian buku/buluh bambunya dalam kondisi tertutup. Khusus
untuk wadah atas, lubangi buluh bambu yang berada di pangkal agar selang bisa
masuk. 6 buah pasak bambu sepanjang 10 cm yang dibuat dari sisa-sisa bambu yang
fungsinya untuk merakit bambu. Selamat mencoba!
Wah, hebat ni karyanya...
BalasHapusklo mo pesen bsa gk...?
BalasHapusdan harganya sekitar berapa,,,?